Jumat, 17 Agustus 2012

Silat Betawi - tempo doeloe dan masa depan


By indosilat
sejak dahulu Jakarta sudah menjadi kota cosmopolitan tempat dimana pertemuan berbagai ragam budaya, suku bangsa, seperti suku-suku dari daerah – daerah di Nusantara hingga bangsa lain seperti Arab, Melayu, India, Cina, Portugal, Belanda dan lain-lainnya.
Oleh : Yanweka 
Mengenang pencak silat betawi tidak terlepas dari sejarah perkembangan dan dinamika kota Jakarta tempo doeloe, sejak dahulu Jakarta sudah menjadi kota cosmopolitan tempat dimana pertemuan berbagai ragam budaya, suku bangsa, seperti suku-suku dari daerah – daerah di Nusantara hingga bangsa lain seperti Arab, Melayu, India, Cina, Portugal, Belanda dan lain-lainnya. 
Sejak Sunda kelapa (1527) dikuasai oleh pasukan Demak yang dipimpin Fatahillah, lahirlah Jayakarta, yang saat ini setiap tahun diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta pada tanggal 22 Juni. Perjalanan panjang sejarah Jakarta berimpilikasi pada masyarakat yang mendiaminya, menurut ahli Antroplog Universitas Indonesia, Dr Yasmin Zaki Shahab MA, memperkirakan etnis betawi terbentuk sekitar tahun 1815-1893. Oleh sebab itu orang betawi sebenarnya terhitung sebagai pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lainnya yang sudah terlebih dahulu hidup di Jakarta seperti orang sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon dan melayu. 
Kemajemukan ini pula yang menyebabkan terjadinya pertukaran seni, budaya, adat istiadat hingga ilmu beladiri yang berkembang saat itu atau yang lebih popular dengan istilah “Maen Pukulan” (silat), Silat diperkirakan sudah ada sejak abad ke 16 dimana masyarakat setempat (Jayakarta) pada masa itu sering mempertunjukkan seni silat di saat pesta perkawinan atau khitanan(sunatan). Hal ini memperkuat dugaan bahwa silat tidak hanya berfungsi sebagai ilmu beladiri namun sudah menjadi suatu produk sosial, seni budaya yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari. 
Pencak Silat telah mewarnai kehidupan masyarakat betawi, dimana silat atau maen pukulan adalah hal yang wajib dipelajari, silat betawi terkenal dengan aliran-alirannya yang merunut pada asal kampung atau daerah perkembangannya. Hal ini menurut Prof Dr Parsudi Suparlan, “bahwa masyarakat betawi dalam pergaulannya sehari-hari, lebih sering menyebut dirinya berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong”. Karena pada saat itu kesadaran sebagai masyarakat betawi pada awal pembentukan kelompok etnis itu belum begitu mengakar. Baru pada tahun 1923 Moh Husni Thamrin dan tokoh masyarakat betawi mendirikan Perkumpulan Kaum Betawi di masa Hindia belanda telah menyadarkan segenap orang betawi sebagai sebuah golongan (kelompok etnis sebagai satuan sosial dan politik yang lebih luas) sebagai golongan orang Betawi. 
Dari penjelasan diatas terdapat relevansi, bila silat betawi dikenal dengan asal daerahnya seperti silat Kemayoran, silat Tanah Abang , silat Rawabelong dan masing banyak lainnya yang menjurus pada jago – jago di setiap kampung. Bila menyelidik lebih jauh kedalam kampung betawi maka sejak jaman dahulu hampir di setiap kampung terdapat jagoan, mereka tidak hanya menjaga kampung, mereka juga cukup disegani karena tingkah lakunya yang terpuji. Pesilat atau jago “maen pukulan” ini menggunakan ilmu beladiri untuk perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak manusia ke jalan yang benar dan menjauhi kezaliman). Menurut H. Irwan Sjafi’e, ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), keberadaan mereka sangat di hormati dan hubungan dengan alim ulama pun sangat erat, sehingga jagoan dan alim ulama adalah orang yang terhormat di dalam masyarakat betawi. 
Cerita kepahlawanan para jago silat dimasa itu cukup menarik disimak, pada umumnya mereka membela rakyat kecil dan melindungi kampung dimana mereka tinggal, sebut saja “Sabeni” pendekar legendaris dari Tanah Abang yang hidup sebelum perang dunia kedua, Sabeni lahir sekitar tahun 1860 di Kebon Pala Tanah Abang dari orang tua bernama Hannam dan Piyah. Menurut Bang Izul (salah satu cucu Sabeni), “Sabeni mulai dikenal namanya setelah Sabeni mampu menghadapi salah satu jago daerah Kemayoran yang berjuluk Macan Kemayoran ketika hendak melamar puteri si Macan Kemayoran untuk dijadikan isteri.” Selain itu peristiwa-peristiwa lainnya seperti pertarungan di Princen Park (Lokasari) dimana Sabeni berhasil mengalahkan Jago Kuntau dari Cina yang sengaja didatangkan oleh pejabat Belanda bernama Tuan Danu yang tidak menyukai aktivitas Sabeni dalam melatih maen pukulan para pemuda Betawi dan yang sangat fenomenal adalah ketika Sabeni dalam usia lebih dari 83 tahun berhasil mengalahkan jago-jago beladiri Yudo dan Karate yang sengaja didatangkan oleh penjajah Jepang untuk bertarung dengan Sabeni di Kebon Sirih Park (sekarang Gedung DKI). Sampai usia 84 tahun Sabeni masih mengajar maen pukulan (beliau mengajar hampir keseluruh penjuru jakarta bahkan untuk mendatangi tempat mengajar beliau biasanya berjalan kaki), sampai meninggal dunia dengan tenang didampingi oleh murid dan anak-anaknya pada hari Jumat tanggal 15 Agustus 1945 atau 2 hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam usia 85 Tahun, beliau dimakamkan di Jalan Kuburan Lama Tanah Abang. Kemudian atas perjuangan Bapak M. Ali Sabeni salah satu putera beliau, Jalan Kuburan Lama Tanah Abang diganti oleh pemerintah daerah DKI menjadi Jalan Sabeni. 
Selain itu di “Tanah Abang” masih terdapat pendekar silat lainnya yang cukup dikenal seperti, Rahmad, Ma’ruf, Derachman Djeni, Habib AM Akhabsji, Satiri dan tokoh lainnya. Kabarnya pendekar dari daerah lain kerap berkunjung ke tanah Betawi untuk memperdalam ilmu silatnya, selain belajar ilmu silat mereka juga saling bersilaturahmi, Menurut Bapak Oong Maryono (Pengamat Pencak Silat) kepada penulis menyebutkan bahwa “Banyak pendekar dari Sunda yang berguru ke daerah Betawi”. Tokoh-tokoh pencak silat dari sunda turut mewarnai khasanah silat ditanah Betawi, misalnya Raden H. Ibrahim (1816-1906) yang dikenal dengan Silat Cikalong pernah berguru dengan bang Kari dan bang Madi. Bang Kari dan bang Madi (Karimadi) cukup tersohor sebagai sumber ilmu silat dari daerah betawi pada zamannya, Dalam dunia persilatan Madi dikenal pakar dalam mematah siku lawan dengan jurus gilesnya, sedangkan Kari dikenal sebagai pendekar asli Benteng Tangerang  (cerita sejenis : puragabaya.blogspot.com)  yang juga menguasai jurus-jurus silat dan ahli dalam teknik jatuhan. Hingga saat inipun keduanya masih menjadi legenda yang tetap tercatat sebagai pendekar dari betawi. Raden H. Ibrahim sebelum berguru dengan bang Kari dan bang Madi, ia pernah tercatat pula berguru dengan seorang pendekar Betawi yaitu bang Ma’ruf di daerah Karet, Tanah Abang. 
Tokoh pendekar lain yang cukup dikenal oleh masyarakat betawi adalah Pitung, Pitung berasal dari kampung Rawabelong Kelurahan Sukabumi Utara, Jakarta Barat, belajar silat dan mengaji dari H. Naipin. Kepandaiannya bermain silat menjadikan Pitung cukup terkenal karena keberaniannya untuk membela rakyat kecil, dengan cara “Merampok”, Pitung memberikan hasil rampasannya tersebut kepada orang-orang miskin yang membutuhkan. Demikian dikemukakan Margreet van Till (Belanda) dalam makalah/disertasinya, In Search of si Pitung, the History of an Indonesia Legend (1996). Sepak terjang Pitung menjadikan dia sebagai incaran belanda, kerena penghianatan kawan seperguruannya Pitung ditembak mati oleh Schout Van Hinne terjadi pada 16 Oktober 1893. Ia lalu dibawa ke rumah sakit dan esoknya meninggal dunia (17 Oktober). Beritanya dimuat dalam Hindia Olanda (edisi 18 Oktober 1893), pada usia yang muda, sehingga menurut cerita pitung belum sempat berkeluarga. 
Betawi memang terkenal dengan tokoh – tokoh persilatan hingga aliran jurus (maenan) yang digunakan seperti Cingkrik, Gie Sau, Beksi, kelabang Nyebrang dan merak ngigel, Naga ngerem dan masih banyak lainnya. Permainan silat Cingkrik dikenal dengan cukup khas sebagai silat betawi pada umumnya. Perkembangan silat cingkrik inipun telah membias ke pelosok-pelosok kampong betawi, sehingga aliran ini memiliki banyak turunannya (aliran). Salah satu turunan antara cingkrik dan cimande adalah aliran Cingkrik Goning, yang merupakan silat betawi warisan dari Engkong Goning yg merupakan pejuang dari wilayah kedoya. Ilmunya kemudian diturunkan kepada Bapak Usup Utay, yang kemudian menurunkan kepada mantunya yaitu Bapak Tb. Bambang, Silat cingkrik secara umum terbagi 2 yaitu Cingkrik Goning dan Cingkrik Sinan. Perbedaannya ialah Cingkrik Sinan menggunakan “ilmu kontak” sementara Cingkrik Goning hanya mengandalkan kelincahan fisik. “Silat ini selalu berusaha untuk masuk dan mengunci lawan, jadi tidak banyak berlama-lama bertukar pukulan atau tendangan.” Ujur Pak Bambang pada penulis saat melatih di Padepokan beberapa waktu lalu. 
Keragaman aliran silat betawi turut diwarnai oleh latarbelakang silat dari daerah lain, seperti silat aliran Sahbandar, Kuntao (Cina) dan beberapa aliran silat dari Sunda. Proses Asimilasi mendapatkan nama aliran ataupun perkumpulan baru. Nampaknya ciri khas dan latarbelakang betawi tetap kuat mewarnai gerakan jurus-jurusnya. Seperti Mustika Kwitang yang berdiri Kampung Kwitang, Jakarta Pusat, salah satu tokohnya adalah H Muhammad Djaelani, yang lebih dikenal dengan sebutan Mad Djaelani. Ilmu silat Mustika Kwitang, kini diwariskan pada cucunya, sekaligus muridnya, H Zakaria. Akulturasi Ilmu Silat dari Cina dengan betawi bukan hal yang aneh misalnya silat Beksi, atau bek (Pertahanan) dan Sie ( Empat) yang artinya pertahanan empat arah, Tiga pendekar Beksi ( H. Gozali, H. Hasbullah dan H. Nali) dan seorang cina bernama Ceng Ok, mengembangkannya di Betawi (Jakarta). Diperkiraan Aliran Beksi merupakan Silat Betawi yang paling luas penyebarannya di Jakarta saat ini. 
Tidak ketinggalan silat yang datang dari daerah Nusantara contohnya aliran Silat Sahbandar yang dibawa oleh Mamak Sahbandar atau yang lebih dikenal dengan nama H.Mohamad Kosim (1766-1880) yang berasal dari Pagaruyungan, Sumatra Barat. Sebenarnya Sahbandar diperkenalkan di Cianjur namun ilmu beladiri ini berkembang pesat pula Betawi. H. Mohamad kosim wafat pada usia 114 yang dimakamkan di daerah wanayasa, Purwakarta. Silat Betawi pada umumnya menonjolkan permainan menggunakan serangan tangan dan kaki yang sangat cepat, sekitar tahun 1896 terdapat satu perkumpulan silat yang didirikan oleh M. Toha dan H. Odo yang bernama aliran Sin Lam Ba, aliran ini memperkenalkan Silat Tenaga Dalam dan Juga jurus-jurus silat pada umumnya, berkembang pesat di Jakarta hingga saat ini. Sebenarnya masih terdapat banyak aliran silat lainnya seperti silat Serak, dan Gerak Rasa yang juga cukup terkenal di Jakarta.
Setelah jaman kemerdekaan (1945) Jakarta menjadi tujuan Imigran dari seluruh Indonesia, menurut data bapeda pada tahun 1961 suku betawi mencakup kurang lebih 22.9 persen dari 2,9 juta penduduk Jakarta pada waktu itu. Mereka semakin terdesak ke pinggiran Jakarta. Tidak mengherankan bila aliran-aliran silat betawi pun ada yang ikut tergusur yang dibawa oleh murid dari masing-masing aliran dan perkembangan pencak silat pun semakin semarak karena kesadaran dalam upaya mewariskan ilmu beladirinya secara turun menurun kepada keluarga, masyarakat setempat maupun di tempat lain. 
Pelestarian Silat Betawi 
Pencak silat merupakan kekayaan seni budaya bangsa yang penting artinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga perlu adanya proses pelestarian demi memupuk kesadaran jatidiri bangsa. Gagasan membentuk wadah bagi silat aliran betawi muncul pada tahun 1972, yang bertujuan mempersatukan pesilat betawi ke dalam organisasi Persatuan Pencak Silat “Putra Betawi” pada tanggal 20 Januari 1972. Susunan Pengurus pada waktu itu antara lain, H. Sa’ali SH terpilih sebagai Ketua Umum, Satiri (Sahbandar) ketua I, Machmud Marzuki (PS. Putra Utama) ketua II dan H. Sumarmin (Macan Beatwi) Ketua III. Soekatma sebagai Sekretaris dan Sa’aman sendiri terpilih sebagai komisi teknik. Guru Besar yang mewakili Perguruan yang mendukung wadah ini berjumlah hingga 20 lebih perguruan silat betawi antara lain, PS. Putra Utama (Babe Oetama), PS. Putra Jakarta (Bang Sa’aman), PS. Sapu Jagat (Pak Endang Ms), PS. Sahbandar (TM Satiri), PS. Sutera Baja (Olive), PS. Mustika Kwitang (Zakaria), PS. Genta, PS. Sikak Mas, dan perguruan lainnya. Persatuan Pencak Silat “Putra betawi” pernah bersilaturahmi menghadap Presiden Suharto Pada tanggal 3 Januari 1973. 
Perjalanan PPS. Putra Betawi yang merupakan organisasi yang memberikan wadah bagi perguruan / aliran silat betawi tidak selalu berjalan mulus, organisasi ini pernah vakum selama 10 tahun, dan pada tanggal 24 Mei 1986 dilakukan konsolidasi guna kemantapan organisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan “PPS. Putra Betawi” oleh genarasi penetusnya, dan pada masa itu terpilih H. Daong Makmur Zulkarnaen sebagai pemimpin “PPS. Putra Betawi” pada masa itu. 
Masuk pada tahun milinium, menurut data terdapat lebih 50 aliran atau perguruan silat yang bernafaskan silat betawi, dan memang tidak semua aliran silat ini bisa dijangkau seketika harus ada proses sosialisasi dan pendekatan yang berkelanjutan, inipun beberapa silat yang bernaung dibawah Putra Betawi mulai menghilang dari Jakarta. Proses penelusuran guna menghidupkan beberapa perguruan dilakukan melalui beberapa cara, antara lain “kejuaraan Internal Silat Betawi dan melalui Festival Silat Betawi” tujuannya adalah untuk memantau perkembangan silat betawi agar tetap hidup walaupun tidak sepopuler pada masa lalu. 
Salah satu rencana Putra Betawi kedepan adalah “mengadakan acara Kejuraan khusus silat aliran betawi, karena kami berusaha menjada ke unikan silat ini, bila dibandingkan kejuaraan yang dilakukan IPSI yang sifatnya lebih nasional untuk olahraga prestasi” ujur Deddy Suryadi (Ketua Umum PPS. Putra Betawi). Putra Betawi, terus berupaya mengangkat silat sebagai salah satu kebanggaan warga betawi karena itulah pada senin (21/8/2006) lalu diselenggarakan Festival silat Betawi di Bawah organisasi Putra Betawi, tidak kurang sekitar 23 perguruan siat aliran betawi ikut hadir menyemarakkan acara tersebut. Kegiatan ini bertujuan mendokumentasikan melalui film dokumenter agar silat yang pernah ada dapat selalu terdata, dan diharapkan peran pemuda betawi khususnya dapat bersama-sama memperkenalkan kembali asset tersebut kepada generasi muda lainnya. 
Dokumentasi dan Internet 
Mendokumentasikan silat tradisional dalam bentuk buku dan Video merupakan wacana yang sedang direalisasikan oleh Forum Pecinta dan Pelestari Silat Traddisonal yang beberapa waktu lalu dibentuk oleh kalangan pecinta ilmu beladiri tradisional, mereka saling berinteraksi melalui jalur internet untuk bertukar Informasi mengenai silat yang berkembang di Indonesia. 
Sebagai kegiatan awal Menurut Eko Hadi Selaku koordinator Forum ini mengatakan “Diadaakan pendataan perguruan atau aliran yang masih terdapat diwilayah DKI Jakarta, dipilihnya Silat yang berada di Jakarta karena pada umumnya anggota forum tinggal diJakarta dan sekitarnya, mungkin untuk kedepannya kita akan memiliki wakil-wakil didaerah lain” ujurnya. Sebagai Pilot Project dipilh beberapa aliran Silat khususnya Betawi yang kondisinya cukup mengkwatirkan, contohnya Silat Cingkrik Goning, Silat Pahaman dan Silat Sabeni. Ketiga aliran silat ini telah di dokumentasikan, bahkan dibuka latihan untuk umum di Padepokan Nasional Pencak silat Indonesia Setiap hari sabtu pagi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan berpatisipasi langsung melalui latihan. Kegiatan lain yang cukup penting adalah mengadakan diskusi atau saresehan yang rencananya di adakaan setiap Bulan, diharapkan bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih jauh dapat langsung ikut pada acara saresahan ini di Padepokan Nasioanl Pencak Silat TMII Jakarta. 
Forum ini terbuka untuk umum, sehingga diharapkan partisipasi masyarakat dapat ditampung dalam wadah tersebut, selain itu masyarakat dapat pula mengakses situs yang telah dikembangkan oleh forum ini di alamat www.silatindonesia.com, selain informasi silat tradisional terdapat ragam informasi kegiatan dari perguruan ditanah air. Ditambah kehadiran Mailinglist (milis) di alamat http://silat.4-all.org sebagai jembatan komunitas pencak silat di Indonesia. 
Sepatutnya kita harus berbangga hati karena Pencak Silat sudah berkembang pesat di Negara lain yang saat ini mencapai lebih 20 Negara di 5 Benua, namun sayangnya perkembangan yang pesat di luar negeri tidak di imbangi dengan perkembangan didalam negeri yang kian hari kian menurun. Semoga dengan kerja keras Masyarakat Pecinta Pencak Silat akan hadir image baru dalam dimensi yang memberikan citra terbaik bagi peninggalan nenek moyang kita. 
DATA ALIRAN SILAT BETAWI 

  1. Al Fauziah 
  2. Benteng Betawi 
  3. Cemeti Utama 
  4. Dasa Budhi 
  5. Gerak Sakti 
  6. Gerak Saka 
  7. I.S.K.P 
  8. Kera Putih 
  9. Macan Betawi 
  10. Mustika Kwitang 
  11. Putra Utama 
  12. Pusaka Sapu Jagat 
  13. Purbakala 
  14. Putra Condet 
  15. Putra Jakarta 
  16. Pusaka Jakarta 
  17. Sutera Baja 
  18. Sunda Kelapa 
  19. Sinar Betawi 
  20. Sinh Lam Ba 
  21. P.S.R.I Syahbandar 
  22. Permata Sakti 
  23. Kancing7Bintang 12 
  24. Lembayung Senja 
  25. Waris Pusaka Kwitang 
  26. Tiga Berantai 
  27. Sinar Paseban 
  28. Mutiara 
  29. Segara Mustika 
  30. Papat Kalima Pancer 
  31. Rumpun Betawi 
  32. Jurus Berantai 
  33. Cingkring Goning 
  34. Selendang Putih 
  35. Putra Jaya 
  36. Siku siku hitam 
  37. Bunga Rampai 
  38. Persahabatan 
  39. Beksi Simprug 
  40. Gerak Sanalika 
  41. RTI.Kartika Jaya 
  42. Tangan Kosong 
  43. Ayu Pusaka 
  44. MS.Jalan Enam Pengasinan 
  45. Serasi Betawi 
  46. PS Simpu 
  47. Taqwa Betawi 
sumber:jawara-kampungbangka.blogspot.com
Palm Strike Shockwave (The Power to Destroy)

The Power to Destroy

The Three Types of Destructive Energy used in Martial Arts

By Stefan Verstappen

Originally published in Black Belt Magazine May 07


jumping side kickIf there is one word that can sum up what martial arts teach, that is power. The creation and use of power or energy (Chi in Chinese or Ki in Japan) is the primary focus of many martial arts. Breathing techniques, weight training, conditioning exercises, drills, forms, nutrition, and meditation all are ways of generating and directing energy. All masters know that there are two forms of this energy, the yin and the yang, the creative and the destructive.
Martial arts rightly focus on generating creative energy through fitness, self-discipline, and honor. Nevertheless, a martial artist must also learn to master the dark side of the force, the creation and application of destructive energy. The following describes three types of destructive energy, how they work, and where and how to apply them in combat.
Penetrating Energy
All striking techniques generate one of three types of destructive energy: Penetrating, Crushing, and Transferring.
Penetrating strikes focus energy generated by velocity into a small surface that is directed into the body in such a way that the skin and muscle are forced inward and sometimes torn by the impact of the blow.
Anatomical weapons that utilize penetrating energy include fingertip and second knuckle strikes, lunge punches, knife-hand chops, and side-kicks. Examples of weapons that utilize penetrating energy include the spear, sword, and knife.
Penetrating strikes are best used against soft tissue targets such as nerve clusters, and internal organs. For example, if you were to use a Snake Hand strike (the hand extended flat using the fingertips as the striking surface) against an opponent’s chest, it has no chance of penetrating the sternum and a high chance of breaking your fingers. However, if delivered to the throat, it is capable of lacerating the larynx or blistering the carotid artery, both lethal injuries.
To apply penetrating energy requires you to focus through the intended target. For example, a punch to the solar plexus should be focused through the opponent's body as though attempting to strike the spine rather than the stomach. This helps to neutralize the subconscious tendency to slow down the strike as it nears the target. A simple way to train and test your penetrating strikes is to take an empty cardboard box like the kind your TV or Microwave came in. Then set it on a table and insure there is a clear area all around. Now strike the box using a Snake Hand, Leopard Paw or Phoenix Eye strike. If you can punch clean little holes in the cardboard without the box flying off the table, you will have mastered this method.
Crushing Energy
Crushing energy uses the weapon's mass to focus energy over a larger area to rupture nerves and blood vessels and to break bones. Anatomical weapons that use crushing energy include the head butt, elbow and knee strikes, most punches and kicks. Weapons that use crushing energy include the mace, war hammer, clubs, and baseball bats.
Crushing energy strikes are best directed at areas less massive than the weapon used. For example, a punch to the bridge of the nose can easily crush and break the septal cartilage causing extreme pain and bleeding, but a punch to the forehead will probably break the puncher’s hand instead.
To apply crushing energy, you must engage as much of the body's mass into the strike as possible. To bring the body’s mass into a technique requires that the centre of gravity move along with the impact. For example, in executing a Hammer Fist strike to the opponent's collarbone, you must lower your centre of gravity by bending the knees with the impact. This adds the body's mass to that of the fist. In punching forwards, the legs are used to propel your centre of gravity forward behind the punch as though the arm where a battering ram and the body the carriage. The best way to test and train your crushing power is through breaking techniques.
Transferring Energy
A strike that uses transferring energy causes a concussion by creating a pressure wave that transfers energy directly into the body without penetrating the outer skin and muscle. This principle can be seen in action on the pool table. Using of bit of ‘English’ (backspin), a cue ball striking a stationary billiard ball will come to a complete stop while the billiard ball rolls away with the momentum the cue ball had. The cue ball had transferred all its kinetic energy into the billiard ball. Transferring energy strikes work in the same way, the striking weapon comes to a stop on the surface of the opponent's body but the energy has been transferred into the body in the form of a pressure wave.
Anatomical weapons that employ transferring energy include certain punches, palms strikes, and the roundhouse kick. Because of the complexity this technique, few ancient weapons employed it. To some extent, whips and flails such as the Nunchakus employ transference energy. A bullwhip, while it uses the reverse motion to generate an energy wave, focuses the wave into the whip itself to increase velocity so that the tip becomes a cutting weapon.
A legendary example of a transference strike is the `Heart Palm' strike. The Heart Palm is executed using the heel of the palm and is targeted to the centre of the chest. The energy is transferred through the chest wall and into the heart's pacemaker located just behind the sternum. The pacemaker is a magnetically polarized patch of tissue that regulates the heartbeat. Like an iron nail that has been given a magnetic charge (by rubbing with a magnet), a sudden shock like dropping the nail will cause the nail to lose its charge. So too the pacemaker can lose its magnetic charge through a sudden shock. This can result in a twitching of the heart muscle (ventricular fribulation) and eventually to cardiac arrest if not treated immediately. On the surface, there is no sign of injury since the energy has been transferred through the surface to cause damage internally.
To apply a transferring strike you must incorporate a reverse motion to the technique by drawing back on the strike just before impact. This can be likened to a whip, in order to `crack' the whip you must pull back just before the end of the swing. This pulling back is best done by using the waist and is called Silk Reeling in the Chinese styles. For example, to add concussion energy to a reverse punch, your hips should first shift forwards throwing the weight of the body into the punch, but just before impact, the hips shift back so that the kinetic energy behind the punch travels into the target but the fist does not.
To train and test you concussion strikes, set up a candle on a table, clear the area, and be prepared to have hot wax splashed across the room. Aim a punch or palm strike directly at the flame but make sure you stop short about an inch away from the flame. Done correctly, the flame will be extinguished with a slight popping sound. Done incorrectly, and you usually have a mess to clean up.
Conclusion
These three destructive forces have been used in warfare since earliest time. The spear, club and flail are probably the earliest weapons invented that use these three forces. Even modern warfare employs these time-honored principles. For example, to disable armored vehicles the military developed three weapons. The SBOT round, which is a sharp hard projectile made from depleted uranium designed to Penetrate the vehicle’s armor. The HEAT (High Explosive Anti Tank) round uses high explosive to Crush a vehicle, and the old fashioned bazooka or Panzerfaust uses the Transference principle to blast off a scab of amour plating from the interior sending chucks of metal ricocheting inside the vehicle.
The martial arts teach not only how to develop strength and power but also the knowledge and skill to deliver the three types of destructive energy to their appropriate targets. A side-kick to the solar plexus (Penetrating), a hammer-fist to the brachial plexus (Crushing), or a  palm strike to the forehead (Concussion), will often instantly knock an attacker unconscious while causing him or her the least injury. In this way, even the dark side of the force can be used for good, to protect you and you family, and cause the least amount of harm in return.

source:.chinastrategies

Selasa, 31 Juli 2012

TELEKINETIK DALAM PANDANGAN ILMIAH

 


Anda pernah menyaksikan kemanpuan untuk menggerakkan benda jarak jauh? Anda menyangka bahwa itu hanya permainan sulap dengan teknik dan efek-efek canggih tertentu atau itu bagian dari sihir dengan bantuan jin untuk menyesatkan ummat manusia. Padahal prasangka anda belum tentu merujuk suatu kebenaran ilmiah.
Profesor Leonid L Vasiliew, seorang pionir penelitian parapsikologi di Soviet yang terkenal karena kecermatannya penelitian secara ilmiah. Dalam suasana yang bermusuhan terhadap bukti tentang kehadiran daya metafisika dengan ilmu pengetahuan pada waktu itu. Ia harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan guna menjamin supaya tidak seorang pun dapat menentang pernyataannya. Dalam buku Myterius Pheonemena Of Human Psyche. University Books, New York, 1965, ia ceritakan mengenai tindakan pencegahan secara cermat yang dilakukan dua peneliti prancis guna membuktikan kenyataan daya metafisika yang digunakan untuk menggerakkan benda tanpa menyentuh lewat telekinesis.
Seorang penganut spiritual terkenal, Rudi Schneider, dites oleh Direktur Institut Metapsikologi di Paris, Eugene Osty dengan bantuan Marcel Osty, anaknya. Scneider yang tangan dan kakinya dipegangi oleh dua orang peneliti selama berlangsungannya tes, duduk agak jauh dari meja tempat diletakkannya barang yang harus ia gerakkan, yaitu sebuah saputangan. Meja dan saputangan dijaga infra merah, dipantau dengan sebuah galvanometer. Peralatan lainnya termasuk sebuah kamera dikontrol dengan sinar utraviolet. Jadi segalah trik sulap tidak mungkin bisa dilakukan Schneider.
Susunan ini dibuat karena pada percobaan sebelumnya yang dimaksudkan hanya untuk mencegah adanya tipuan, telah terlaksana kemurnian kegiatan telekinetik Schneider dan saputangan itu digerakkan , tapi tidak dapat diperlihatkan dan ditunjukkan bagaimana proses saputangan itu bergerak. Schneider pada waktu itu, bahwa ada benda yang tak tampak bagi orang lain tapi tampak bagi dia sendiri, muncul dari badannya; ia dapat menguasai benda itu, dan ia gunakan untuk menggerakkan saputangan itu. Percobaan yang baru oleh otsy guna mengetes kebenaran adanya benda yang tak tampak itu.
Hasilnya sangat mengejutkan orang-orang pada waktu itu (1930-1931), karena tes ini seluruhnya menunjukkan hasil yang sesuai benar dengan yang dikatakan oleh Rudi Schneider. Saputangan itu bergerak, tanpa ada benda lain yang menggerakkannya, tapi pencatat galvanometer menunjukkan bahwa ada sejenis “kekuatan” yang jelas telah menembus sinar infra merah pada saat saputangan itu digerakkan. Otsy melaporkan percobaan mereka dalam revue metapsychique (#6, 1931 dan # 1&2 1932)
Vasilliev menyatakan terkejut, bahwa tidak ada orang yang menanggapi laporannya untuk menyanggah atau menpertentangkannya, dan tidak ada orang yang mengajukannya sebagai ilmu pengetahuan baru menuju perhatian dunia pada umumnya. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena tidak ada orang yang menyukai laporan itu. Bukti tentang adanya “kekuatan telekinetik” mungkin menyinggung atau menghinakan para materialis, sedangkan bukti tentang “kekuatan” bersifat mirip kebendaan yang digunakan mungkin menyinggung atau menghinakan para ahli parapsikologi.
kemanpuan yang dipergunakan schneider tentulah “kekuatan telekinetik bukan bagian dari badan fisiknya, kekuatan itu pastilah sama dengan “ectoplasma” dari kemediuman fisik, sebagai “benda astral” dan dipergunakan orang yang melakukan perjalanan astral atau meraga sukma.
“benda astral bagian ectoplasma” ini dapat dimunculkan dari berbagai daerah badan kita. Solar plexus dan puncak kepala merupakan tempat yang sering dipergunakan, tapi seluruh permukaan badan dapat mengeluarkan “benda astral” itu. “benda astral” itu berbeda-beda kepadatannya sesuai dengan kenyataan, apakah “benda astral” dikeluarkan dari tingkat astral tinggi atau rendah. Bagi sebagian besar keperluan “kemanpuan paranormal” tidak dipergunakan tingkatan astral rendah, karena dengan melakukan hal itu dapat menyebabkan kekacauan badan fisik yang tidak menyenangkan. Dalam kasus percobaan diatas, schneider mungkin menpergunakan badan astral tingkat tinggiyang padat tetapi sebetulnya kurang perlu bagi percobaan itu, karena dengan menggunakan badan astral tingkat rendah pun dapat dilakukannya dengan aman.
Dikatakan pula, bahwa kecepatan pernafasan Schneider selama percobaaan tersebut mencapai angka 200-300 permenit, atau kira-kira 18 kali diatas kecepatan normal. Para ahli parapsikologi menganggap hal itu tidak perlu gunas mencapai kondisi sedemikian sebelum bisa melakukan telekinesis atau kemediumanan fisik.
Selain itu, terdapat banyak contoh mengenai keluarnya badan astral dari badan yang tanpa disengaja. Misalnya pada fenomena-fenomena bunyi-bunyian hantu di malam hari yang membuat seseorang ketakutan, tapi sebenarnya adalah bahwa bunyian ditimbulkan oleh bada astral sendiri. Adapula kejadian telekinesis yang terjadi secara spontan dan sering terjadi pada orang yang mengatakan “saya hanya melihat piring itu, kemudian ia seakan-akan meloncat dari meja!” biarpun begitu, domontrasi schneider kadang-kadang menunjukkan kepada kita betapa dekatnya dengan tingkat fisik bahan astral.
Mungkin ada masih bertanya mengenai sumber atau inti kekuatan telekinetik ini. Telekinetik secara umum adalah kemanpuan pikiran hanya dengan pikiran untuk menggerakkan benda tanpa menpergunakan daya bobot atau sarana lainnya. Maka, daya konsentrasi yang dipergunakan untuk menggerakkan benda-benda dalam hal ini hanya menfokuskan pikiran dan energi.
Anda masih penasaran dengan kekuatan telekinetik bisa dibuktikan sendiri dengan latihan-latihan yang dirumuskan oleh para ahli parapsikologi dunia. Latihan memerlukan sebuah pendulum (bisa cincin yang ringan diikat benang) yang diikatkan kira-kira 15 inchi diatas meja. Duduklah menghadap pendulum dan berupayalah menggerakkannya dengan menpergunakan daya konsentrasi anda. Ketika anda melakukan ini, anda harus menrilekskan pikiran dan badan. Ingat akan prinsip membiarkan dan menperhatikan proses pemusatan pikiran dengan konsentrasi penuh pada pendulym, tanpa mengharapkan keberhasilannya.
Nah dengan tenang dan penuh percaya diri, tetapi anda menfokuskan pikiran pada pemdulum: bukan hanya pada permukaannya, tetapi menfokuskan pikiran seakan menguasai seluruh pendulum dengan perasaan.
Berikutnya adalah tindakan yang harus serasi dengan apa yang terjadi sebelumnya. Maka dengan tetap menpertahankan keadaan santai, mulailah proses penkhayalan visualisasikan pemdulum bergerak biarpun sebenarnya masih tetap diam. Gambarkan gerakan itu tanpa mencemaskan hasilnya. Tanpa upaya “memaksakan hasilnya” pendulum bergerak..
Anda harus memulai merasakan dengan santai gerakan-gerakan pendulum itu secara berirama dan teratur sambil terus membayangkan gerakan pendulum. Teruskanlah bayangan yang dikhayal itu, makin lama makim kuat dalam bayangan ada, sampai pendulum yang ada pandang mulai bergerak
Setelah anda berhasil melakukan hal di atas, proses bisa dibalik, anda gerakkan pendulum dengan tangan. Setelah bergoyang anda upayakan menghentikan goyangan dengan daya telekinetik, kemudian anda lihat arah goyangannya. dua orang dapat melakukan proses telekinesis secara bersamaan dengan arah goyangan sama atau dengan arah goyangan yang berlawanan
Syarat untuk berhasil dalam latihan telekinetik adalah kemanpuan untuk relax secara penuh dan memfokuskan konsentrasi tanpa gangguan. Dengan sendirinya konsentrasi adalah salah satu hal mudah yang bisa dilakukan seseorang. Sedeharna saja yaitu dengan menyadari satu hal tanpa gangguan, dan memunculkan tingkat intensitas ketika melihat gambar film yang menakjubkan. Pada latihan sebenarnya hampir mustahil untuk mempertahankan konsentrasi selama jangka weaktu panjang disebabkan perhatian bawah sadar lebih banyak pada aktivitas sehari-hari. Seorang tekinetis pemula harus bersungguh-sungguh menlatih konsentrasi secara penuh.
Sikap pikiran yang terbaik demi pengembangan latihan telekinetik adalah gabungan antara konsentrasi serius dan keadaan pikiran dan tubuh yang santai yang harus dicegah adalah kebosanan, ketegangan dan konsentrasi terlalu berat. Anda harus memiliki prinsip “membiarkan – berlalu” putuskan tujuan anda dengan jelas selanjutnya peliharalah konsentrasi dengan kondisi santai, tanpa terlalu mengharapkan hasilnya. Bersabarlah dalam berlatih dengan menikmati proses latihan dari awal sampai akhir.

sumber : terapiaura.wordpress.com

Senin, 30 Juli 2012

Mengapa Darah Harus Dikeluarkan Saat Menyembelih Binatang dan Pandangan Mengenai Babi

Judul Asli : Bukti Ilmiah Arti Penting Larangan Daging Babi dan Darah untuk Dikonsumsi

Mengapa Pencipta melarang segala macam darah?.
Anda akan sependapat bahwa analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat?), suatu senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. Mengenai sifat beracun dari uric acid, dalam tubuh manusia sangatlah benar, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan dalam kenyataannya kita diberitahu bahwa 98% dari uric acid dalam tubuh, dikeluarkan dari dalam darah oleh Ginjal, dan dibuang keluar tubuh melalui air seni.

Mengapa Penyembelihan hewan dianjurkan menyebut nama Allah Yang Maha Kuasa, membuat irisan memotong urat nadi leher hewan, sembari membiarkan urat-urat dan organ-organ lainnya utuh?.
Dan hal ini disbabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukannya karena cedera pada organ vitalnya. Sebab jika organ-organ, misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging. Hal tersebut mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun; hanya pada masa kini lah, para ahli makanan baru menyadari akan hal ini.

Mengapa para Muslim melarang pengkonsumsian daging babi, atau ham, atau makanan lainnya yang terkait dengan babi?
Lebih lanjut lagi, apakah anda tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher; sesuai dengan anatomi alamiahnya? Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher.

Ilmu kedokteran mengetahui bahwa ada resiko besar atas banyak macam penyakit. Babi diketahui sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya. dan diluar itu semua, sebagaimana kita membicarakan mengenai kandungan uric acid dalam darah, sangat penting untuk diperhatikan bahwa sistem biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya.

Sementara semua bahan tambahan makanan yang ada dalam campuran makanan kita dikhawatirkan banyak sekali kemungkinan untuk tercemar oleh bahan bahan yang berasal dari babi. Bagian bagian dari babi ini tidak hanya daging melainkan ada lemak, tulang, jeroan, darah, kulit, bulu, dan kikil.

Dari bagian daging yang biasanya sudah jelas berbentuk daging yang mungkin saja dicampurkan ke dalam bakso, pasta hati unggas maupun asam amino. Sementara istilah daging babi sendiri ada pada sajian makanan yaitu bacon dan ham.

Bagian lemak babi biasanya sering dipakai untuk minyak makan, minyak goreng, penyedap, campuran susu dan sosis, serta shortening atau lemak putih yang dicampurkan kedalam kue, roti dan flavor.

Yang paling banyak adalah dari tulang babi, selain jarang terdeteksi oleh mata kita secara langsung dari tulang babi biasanya sudah dijadikan gelatin yang penggunaannya untuk membuat kapsul, jelly, puding, jam, selai, permen dan marsmallow. Fungsi Tulang yang umum adalah dipakai dalam campuran untuk kuah bakso dan mengambil kalsium untuk dimasukkan ke dalam susu, minuman dan pasta gigi. Sedangkan tulang babi sering juga dipakai sebagai karbon aktif (bahan penjernih air yang dipakai pada industri penjernihan minuman isi ulang). Yang sedikit terlupakan gelatin yang terbuat dari tulang babi biasanya dipergunakan untuk membuat stabilizer yang dipergunakan untuk membuat juice, syrup dan margarine sedangkan gelatin yang dipakai untuk pelembut yang dipergunakan untuk membuat cake dan biskuit. Emulsifier yang dihasilkan dari gelatin biasanya dipakai pada pembuatan yoghurt, es krim dan mentega.

Selain dilarangnya darah berbagai macam hewan, darah yang dihasilkan dari hewan babi lebih lebih lagi sangat diharamkan, karena biasanya darah babi ini sering masuk untuk campuran bahan dalam industri medis, industri fermentasi sebagai media fermentasi dalam pembuatan vitamin, serta pembuatan sosis.

Industri kulit saat ini sudah banyak digunakan sebagai bahan dasar tas dan sepatu, perlu diwaspadai kulit babi juga sudah masuk ke industri seperti ini, yang paling dikhawatirkan kulit babi biasanya hampir serupa dengan dengan kulit sapi yang sering dibuat untuk krecek, otomatis industri krecek di pasaran bebas juga perlu diketahui bahan nya kulit babi atau kulit sapi, karena setelah jadi masakan kita tidak tahu pasti krecek tersebut dari bahan apa.

Semua unsur babi betul betul dimanfaatkan oleh produsen untuk berbagai macam industri, termasuk bulunya dipakai biasanya untuk industri sikat gigi dan jaket bulu. Dan dengan teknologi yang semakin berkembang pesat dari bulu dihasilkan enzim sistein/sistin. Kuas bulu yang sering dipakai untuk mengoles roti dan kue juga dikhawatirkan banyak memakai kuas yang dihasilkan dari bulu babi.

Bagi yang sering mengkonsumsi jeroan juga perlu mewaspadai kalau kalau bahan jeroan yg dipakai adalah jeroan dari babi, seperti paru. sedangkan usus biasanya dipake dalam pembuatan sosis, jeroan biasanya dipergunakan juga untuk pembuatan enzim dan pankreasnya dipakai untuk pembuatan insulin.
 

Selasa, 24 Juli 2012

Pandangan Serta Perbedaan Metode Penghitungan Puasa Versi Pemerintah dan Versi Muhammadiyah (Hisab dan Rukyah)



Menjelang puasa Ramadhan, seperti biasa saya menerima beberapa email yang topiknya perdebatan mengenai penentuan awal dan akhir Ramadhan. Saya sebenarnya sangat sibuk dan pendapat saya hanya mengalami perubahan sedikit (sangat tidak prinsipil) mengenai penentuan awal dan akhir Ramadhan, tetapi karena beberapa bulan sebelumnya saya sudah mempunyai defeating argument yang elegan bagi kubu yang bersebrangan, maka alangkah baiknya kita bisa berbagi argumen pamungkas yang elegan ini. Saya tidak akan heran jika akan banyak dari pembaca yang awalnya berbeda opini mengenai cara penentuan awal/akhir Ramadhan akan segera melepas apa yang dianutnya selama ini. Bagi seorang muslim (orang yang berserah diri, dan bukan sekedar menjalankan 5 rukun Islam saja lho) dan orang yang takwa, segera berubah bila disampaikan argumen yang benar secara elegan. Karena setiap hari ia bersumpah: “.......inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al'aalamiina. laa syariika lahu wabidzaalika umirtu wa-anaa awwalu almuslimiina.”
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri".
Ungkapan “aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri”, bukan berarti kita, atau nabi Muhammad adalah orang muslim pertama, kita tahu bahwa Quran menyebutkan nabi Ibrahim adalah muslim. Kalimat itu tidak lain berarti, kesediaan mengikuti yang benar, saat itu juga, tanpa disuruh lagi, tanpa ada rasa keberatan sama sekali ketika kebenaran itu dibeberkan secara jelas. Saya harap pembaca termasuk orang-orang yang seperti itu.
Dalam cerita ini akan dimunculkan beberapa nama dan kelompok organisasi. Alice Norin, Alfred Almendingen, Prof T.Djamaluddin, Muhammadiyah dan al-Irsyad. Kita tahu, kalau untuk topik puasa, Prof T. Djamaluddin, Muhammadiyah dan al-Irsyad pasti ada kaitanya. Tetapi apa kaitannya antara bintang film Alice Norin dengan puasa, Prof T.Djamaluddin, Muhammadiyah dan al-Irsyad? Kita lanjutkan saja ceritanya.
Namanya Alice Norin. Dia adalah bintang film pemeran Ayat-Ayat Cinta.
Nama Norin diberikan oleh kedua orang tuanya yang merupakan akronim dari asal kedua orang tuanya yaitu Nor-way dan In-donesia. Ayah dari Alice Norin adalah teman baik saya, namanya Alfred Almendingen. Karena nama marganya Almendingen, tidak berarti dia keturunan Arab. Dia sama sekali tidak ada darah Arabnya. Almendingen adalah satu kata, bukan Al-Mendingen.
Penempatan Alice Norin dan Ayat-Ayat Cinta untuk pembukaan tulisan ini, bukan karena kotroversi Lebaran/Awal Ramadhan Dua Hari ada kaitannya dengan Ayat-Ayat Cinta. Tetapi ada contoh yang menarik yang bisa dipergunakan untuk menetapkan methode penentuan hari lebaran dan awal Ramadhan yang konsisten dan berlaku universal.
Alfred (bapaknya Norin), berasal dari sebuah kota kecil di Norway yang berpenduduk saat ini sekitar 9000 jiwa. Namanya Sandnessjøen dan sulit sekali dicari di peta. Letaknya pada koordinat 66° 01′ N 12° 38′ E yang sangat dekat dengan lingkaran kutub. Selama periode antara musim semi sampai musim gugur (Maret-September) daerah ini memperoleh siang lebih dari 12 jam. Matahari bersinar lebih dari 12 jam. Puasa selama musim panas akan kelihatan berat, walaupun hal ini dibantah oleh Alfred yang mengaku puasa selama Ramadhan.
Berat dan ringannya puasa selama bulan Ramadhan yang bertepatan dengan musim panas bukanlah yang mau disampaikan oleh cerita ini, melainkan kasus Ramadhan di musim panas di wilayah ujung utara bumi bisa meluruskan semua pertentangan dan kontroversi 2 awal/akhir puasa yang sering terjadi. Intinya sistem rukyat dan derivarifnya (seperti imkanur rukyah) itu gagal diapplikasikan untuk wilayah utara atau selatam bumi ketika musim panas. Jadi sistem rukyat itu salah, untuk hal-hal yang detail menjadi tidak akurat, sudah usang.
Itu kesimpulannya. Uraianya dan pembuktiannya adalah sebagai berikut.
DALIL-DALIL PUASA
Perintah puasa dan petunjuk kapan dimulainya dan diakhirinya puasa ada di Quran. Petunjuk itu sangat jelas.
Dalil-1
[Q 2:185] bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (Arab: syahida) bulan itu (Arab: syahru, Inggris: month) , maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, ........
Dalil-1 mengatakan bahwa siapa-siapa yang menyaksikan (syahida) bulan (Ramadhan) diwajibkan untuk puasa.
Adapun cara patokan untuk menentukan bulan penanggalan (month) adalah hilal (Ingg: New Moon. Ind: bulan baru, bulan sabit), seperti yang tertulis di Quran.
Dalil-2
[Q 2:189] Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit (Arab: hilal). Katakanlah: "Bulan sabit (Arab: hilal) itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji......”
Banyak ulama menambahkan satu dalil pembantu lagi yaitu hadith nabi mengenai cara penentuan puasa dengan melihat (Arab: rukyat) hilal. Saya katakan hal ini sebagai dalil pembantu, karena sifatnya membantu bagi masyarakan setempat pada suatu masa itu. Artinya dalil itu tidak berlaku universal dan tidak bisa langgeng.
Hadith yang dijadikan dalil itu ada beberapa versi narasi dari Ibnu Umar, Abu Huraira Ummu Salamah dan Anas, tetapi pada intinya sama. Salah satunya adalah:
Dalil-3A (kondisional)
Sahih Bukhari Vol. 3, Buku 31, No. 130
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar
Rasulullah menyebut bulan Ramadhan dan mengatakan: “ Jangan berpuasa kecuali kamu melihat hilal (Ramadhan) dan jangan berhenti sampai kamu melihat hilal (Syawal). Tetapi jika langit berawan, perkirakan jumlah (hari)nya.
Dalil-3B (kondisional)
Sahih Bukhari Vol. 3, Buku 31, No. 131
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar:
Rasulullah berkata: “Sebulan bisa ada 29 malam dan jangan berpuasa sampai kamu melihat hilal dan kalau langit berawan, lengkapi bulan Sya’ban menjadi 30 hari.
Saya katakan Dalil-3 ini kondisional karena hanya berlaku pada kondisi-kondisi tertentu, dan saat ini sebenarnya tidak diperlukan. Dalil ini bisa membuat rancu jika diterapkan secara universal karena membuat problemanya menjadi over-constraints/over-specified (terlalu banyak persyaratan) sehingga tidak bisa diselesaikan. Ibaratnya ada 5 persamaan dengan 3 variable yang tidak diketahui. Hasilnya adalah tidak bisa diselesaikan, kecuali 2 persamaan adalah turunan dari persamaan lainnya. Sifat over-specified inilah yang akan digunakan untuk mematahkan penggunaan Dalil-3 secara universal.
Terlepas dari itu semua, hadith Sahih Bukhari Vol. 3, Buku 31, No. 130 (di beberapa buku hadith di beri nomor 1767) diakhir dengan pernyataan Tetapi jika langit berawan, perkirakan jumlah (hari)nya. Lantas di beberapa buku hadith diberi komentar “maksudnya bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30”. Ini bukan ucapan nabi S.A.W
Dengan kata lain, perkiraan akhirnya tetap diandalkan. Tentu saja yang disebut perkiraan dimasa itu di masyarakat muslim Madinah/Mekkah hanyalah feeling saja. Apakah yang disebut perkiraan itu juga sekedar menggenapkan Sya’ban ke 30 hari, sebagai cara berjaga-jaga agar jangan terlalu cepat berpuasa, sifatnya adalah intepretasi/tafsir. Kita boleh saja menafsirkan yang lain. Hadith ini nampaknya jarang dijadikan rujukan dibandingkan hadith-hadith yang bernada sama (tentang awal/akhir Ramadhan).
SIKLUS BULAN
Penampakan wujud bulan dilihat dari bumi, berulang setiap 29.53 hari (perhitungan kasar). Secara diagram dapat dilihat di gambar berikut ini.
Dimulai saja dengan bulan baru (new moon). Wujud bulan seperti sabit yang sangat kecil. Ini yang disebut sebagai hilal, setidaknya sebagai awal dari hilal. Kecilnya wujud bulan seiring dengan sedikitnya bagian bulan yang terilluminasi matahari yang menghadap ke bumi.
Fasa bulan.
Seiring dengan perjalanan bulan mengelilingi bumi, maka wujud bulan semakin besar karena semakin banyak bagian bulan yang terilluminasi matahari yang bisa nampak dari bumi.
Akhirnya 50% (separo) dari bulan nampak dari bumi, ini disebut dalam bahasa Inggris First Quarter Moon. Jika ini diteruskan akhirnya menjadi bulan purnama atau Full Moon. Dan seterusnya seperti yang terlihat digambar atas. Akhirnya kembali ke New Moon.
Menurut Google Translate, yang disebut hilal adalah bulan sabit. Ini mencakup New Moon sampai crescent. Tetapi dalam konteks hadith dan ibadah agama Islam, hilal mengacu pada New Moon. Karena jika hilal dijadikan sebagai patokan hari pertama pada bulan komariah, maka yang disebut hilal adalah bulan sabit yang pertama, terkecil. Bukan yang sudah berumur 3-5 hari.
Menurut Google Translate, bulan secara umum dalam bahasa Arab disebut qamar. Dan bulan purnama (Full Moon) disebut badar kamil.
Keterangan di atas nampak mudah dan sederhana. Apalagi kalau sudah dimasukkan faktor visibility atau penampakan. Bulan, lebih-lebih bulan sabit mempunyai persyaratan untuk bisa dilihat. Yang pasti tidak terhalang awan. Kontras juga diperlukan, dalam arti posisi koordinat bulan tidak terlalu dekat dengan posisi matahari. Langit harus cukup gelap agar bulan (hilal) bisa terlihat. Dan yang lebih penting lagi, karena banyak dilupakan orang yang hidup di luar lingkaran kutub adalah bahwa posisi bulan harus di atas horizon.
DUA KUBU DALAM PENENTUAN HILAL
Awalnya dua (2) kubu dalam penentuan awal/akhir Ramadhan adalah kubu rukyat dan kubu hisab. Kubu rukyat mendasari penentuan awal/akhir Ramadhan dengan melihat bulan. Sedangkan kubu hisab mendasari penentuan awal/akhir Ramadhan dengan perhitungan ilmu falak. Kubu rukyat sering (hampir selalu) mendapat kesulitan dalam menentukan awal/akhir puasa, karena langit terutama di sekitar equator lebih sering tertutup awan. Walaupun demikian, pengikut kubu rukyat selalu lebih banyak. Mungkin karena di Indonesia, negara lebih memihak kubu rukyat.
Dalam perjalanannya pokok perbedaannya berubah. Beberapa kubu hisab bergabung dengan kubu rukyat, yang sebut saja sebagai kubu rukyat banci, karena methodenya adalah hisab, tetapi mengadopsi kriteria rukyat. Dalam kriteria penentuan 1 Ramadhan/Syawal, kriteria visibility versi kubu rukyat diperhitungkan dalam perhitungan siklus bulan. Kriteria Imkan rukyat (visibilitas hilal) mulai diadopsi oleh beberapa organisasi Islam seperti al-Irsyad dan Persis. Secara sederhana, penetapan tanggal 1 Ramadhan/Syawal mempunyai kriteria bahwa secara perhitungan posisi hilal misalnya harus di atas 6º pada saat matahari terbenam (magrib). Jika secara perhitungan hilal masih di bawah 6º maka belum masuk tanggal 1. Angka  6º dikaitkan dengan visibility bulan. Hilal hanya bisa dilihat jika di atas 6º.
Angka 6º adalah angka yang saya pilih secara arbitrary, sebagai kriteria visibility. Sebenarnya angka 6º tidak 100% arbitrary, karena beberapa belas tahun lalu di media, kriteria tersebut digunakan. Tetapi entah kenapa angka itu menjadi 2º. Mungkin jawabannya ada di Wikipedia (link: http://id.wikipedia.org/wiki/Hisab_dan_rukyat).
Astronom punya beberapa angka mendefinisikan visibity hilal. Ada visibility dengan mata telanjang, ada visibility dengan teropong binacular, dan lain-lain. Jadi jangan heran kalau dulu 6º dan sekarang ada yang mengajukan kriteria 2º, atau kriteria yang lebih kompleks lagi. Tidak hanya kriteria yang sudah kompleks, kemudian masih ditambah dengan jargon-jargon astronomi seperti limit Danjon, semakin membuat orang awam terintimidasi. Pembaca EOWI dan juga EOWI bukan astronom. Sehingga hal-hal semacam itu tidak dianggap penting. Memang hal-hal yang detail seperti itu sering dipakai untuk mengintimidasi lawan debat.
Kubu hisab lainnya seperti Muhammadiyah, menggunakan kriteria wujudul hilal. Artinya, tanggal 1 (Ramadhan/Syawal) ditetapkan dengan kriteria bahwa hilal telah terbentuk, tanpa memandang visibilitasnya. Mau sudutnya 1º atau 0.01º, tidak ada masalah. Pokoknya sudah lebih besar dari nol derajad.
Kriteria Imkan rukyat (IR) ini menjadi konyol jika hilal sudah tenggelam sebelum magrib. Kalau sudah tidak ada di horizon apa yang mau dilihat? Dan ini yang akan dijadikan argumen pamungkas untuk mematahkan kubu rukyat dan IR. Perhatikan kata magrib. Ini secara implisit dijadikan kriteria, kapan hilal harus dilihat. Bukan siang hari. Tetapi saat magrib tiba.
SURAT KEPUTUSAN AL-IRSYAD
Rekan saya mengirimkan email mengenai keputusan organisasi al-Irsyad yang sekarang menggunakan kriteria imkan rukyat dan bergabung dengan kubu rukyat yang didukung pemerintah. Berikut ini emailnya:
SK AL Irsyad Alislamiyyah mengenai 1 Ramadhan dan 1 Syawal.
SURAT KEPUTUSAN
96 – SK – 1433
Sehubungan dengan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan maka Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah menyampaikan hasil hisab untuk penentuan awal Ramadhan dan awal Syawal 1433H sebagai pedoman bagi warga Al-Irsyad Al-Islamiyyah pada khususnya dan umat Islam pada umumnya. Hisab diperhitungkan untuk Ibukota Jakarta dg Long: 106:50:43.0 dan Lat: -06:12:41.0 dengan level: 10 dpl.
Adapun hasil hisab sebagai berikut:
1. Awal Ramadhan 1433 H
Ijtima’ pada hari Kamis, 19 Juli 2012 pukul 11.24 WIB, tinggi hilal pada saat matahari ghurub hari Kamis 19 Juli 2012 yaitu; +01º51’59”. Lama hilal di atas ufuk 8 menit. Besarnya Hilal +00º00’04”. Deklinasi Matahari +20º43’20” dan deklinasi Hilal +15º54’31”. Hilal miring ke Selatan. Azimuth Matahari +290º44’37” dan Azimuth Hilal +286º13’31”. Elongasi +04º19’08”.
Berdasarkan kriteria Imkanur Rukyah, maka Hilal tidak bisa dilihat sehingga bulan Sya’ban 1433 H akan diistikmalkan. Dengan demikian maka Tanggal 1 Ramadhan 1433 H jatuh pada hari Sabtu 21 Juli 2012 M
2. Awal Syawal tahun 1433 H
Ijtima’ pada hari Jumat, 17 Agustus 2012 M pukul 22.54 WIB. Tinggi Hilal pada saat matahari ghurub hari Sabtu18 Agustus 2012 ialah+07º32’01”.
Lama Hilal di atas ufuk 31 menit. Besarnya Hilal +00º00’18”
Deklinasi Matahari +12 º53’05” dan deklinasi Hilal +04º42’36”.
Azimuth Matahari +282º51’31” dan azimuth
Hilal +275º36’27”. Elongasi +11º08’31”
Berdasarkan kriteria Imkanur Rukyah, maka Hilal bisa dilihat. Dengan demikian maka Tanggal 01 Syawwal 1433 H jatuh pada hari Ahad tanggal 19 Agustus 2012 M.
Hasil hisab tersebut di atas sebagai pedoman sementara, adapun kepastian penetapanya, Pimpinan Pusat menghimbau untuk tetap menunggu hasil Sidang itsbat Pemerintah RI yang pada waktunya akan diumumkan oleh Menteri Agama RI.
Semoga Allah SWT menerima amal ibadah puasa dan amal ibadah-ibadah lainnya
Syahrul mubarak
Wassalamualaikum Wr Wb.
PIMPINAN PUSAT AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
Ketua Umum Sekretaris Jenderal
ttd
KH. Abdullah Djaidi.   Dr. Mohammad Noer
Email ini tidak mempunyai nilai ilmiah untuk memembuktikan bahwa Imkanur Rukyah adalah methode yang sahih, valid untuk digunakan sebagai methode penentuan 1 Ramadhan/Syawal. Rekan saya mengirimkan email al-Irsyad ini, mungkin, secara implisit mengatakan kepada saya bahwa al-Irsyad sudah bergabung dengan kubu rukyat, kenapa saya (Imam Semar) tidak ikut bergabung.
Argumen bahwa mayoritas adalah yang benar adalah suatu logical fallacy (sesat pikir) yang sering digunakan orang. Paham mayoritas tidak membuktikan bahwa paham itu yang benar. Nabi Ibrahim hidup diantara (mayoritas) penyembah berhala, bukan? Nabi Muhammad lahir diantara penyembah berhala bukan? Yang saya tidak inginkan adalah ikut berjamaah di dalam bid’ah (wah saya menggunakan istilah Muhammadiyah).
EMAIL Prof. T. DJAMALUDDIN
Teman saya tadi juga mengirimkan email Prof. T. Djamaluddin yang dikirim ke milis [mus-lim]. Dia mengirimkan email ini karena saya memang bukan anggota milis tersebut. Maksud teman saya ini supaya saya mempertimbangkan untuk bersatu dengan group Islam yang lebih besar. Sebenarnya dia tahu, saya tidak akan terpengaruh pada mayoritas. Artinya saya lebih cenderung untuk mengikuti/mengutamakan yang benar, bukan mayoritas.
Inilah Email prof T. Djamaluddin
Subject: RE: [mus-lim] awal ramadhan beda ??
Assalamu'alaikum wr. wb.,
Masalah perbedaan bukan pada "cara", tetapi kriteria. WH (IS: wujudul hilal) vs Imkan rukyat (visibilitas hilal). WH tidak mungkin dijadikan pemersatu, karena pasti akan beda dengan hasil rukyat ketika bulan rendah. IR direkomendasikan karena bisa jadi titik temu hisab dan rukyat. Persis (Persatuan Islam) adalah ormas pengamal hisab (sama seperti Muhammadiyah), keputusannya selalu sama dengan keputusan NU dan pemerintah karena mereka menggunakan kriteria IR. Muhammadiyah pun bisa. Tahun 1998 ketika Muhammadiyah menolak kriteria IR 2 derajat dengan mengatakan itu tidak ilmiah, saya katakan WH lebih tidak ilmiah. Salah satu alasannya saya jelaskan di http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/12/13/membongkar-paradoks-wujudul-hilal-untuk-mendorong-semangat-tajdid-muhammadiyah/. Semula saya berharap Muhammadiyah kemudian mengusulkan kriteria IR yang lebih astronomis, dengan ketinggian lebih dari 2 derajat (alasannya http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/05/24/kriteria-imkan-rukyat-kesepakatan-2-3-8-perlu-diubah-disesuaikan-dengan-kriteria-astronomis). Nyatanya mereka merasa puas dengan WH. Beberapa kata penghalus saya gunakan dalam diskusi terbatas bahwa WH sudah ditinggalkan kalangan astronomi (silakan cari referensi astronomi yang menggunakan WH).
Kontraproduktif? Kita boleh berbeda pendapat dalam strategi da'wah/amar ma'ruf nahi munkar berdasarkan pengalaman lapangan yang berbeda. Dalam upaya dialog lebih dari 10 tahun, tidak ada sesuatu yang bisa meruntuhkan superioritas mereka yang selalu mereka sampaikan pada semua jenjang. Seolah hisab mereka paling hebat. Simak pernyataan Ketua PP Muhammadiyah, "Kami sudah bisa menetapkan awal puasa, juga hari raya, sampai 100 tahun ke depan. Hal itu karena kami memiliki rumus esakta, seperti astronomi dan falak, ..." Pola superiroritas seolah hanya Muhammadiyah yang bisa hisab, sangat mengakar sehingga sering saya dengar dari kader Muhammadiyah dari berbagai strata. Bahkan ketika saya diundang ke Padang dalam Munas Tarjih 2003, ada kader Muhammadiyah yang berkomentar "... Siapa yang lebih pintar, kami atau ...", seolah kemampuan hisab itu indikasi kepintaran. Saya gunakan kata lugas "usang" (obsolete) yang netral (bukan kasar) untuk mematahkan superioritas itu, karena sesungguhnya kriterai WH tidak lagi digunakan oleh kalangan astronomi saat ini. Para astronom berusaha merumuskan kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat) agar hasil hisab yang berwujud kalender kompatibel dengan hasil rukyat. Dengan demikian dalam asplikasinya, pengamat hisab dan pengamat rukyat punya keputusan yang sama.
Wassalamu'alaikum wr. wb.,
T. Djamal
Email yang diforward teman saya ini juga tidak mempunyai nilai ilmiah untuk memembuktikan bahwa Imkanur Rukyah adalah kriteria yang sahih, valid untuk digunakan sebagai methode penentuan 1 Ramadhan/Syawal. Atau membuktikan kriteria wujudul hilal sebagai kriteria yang tidak sahih, valid. Email ini secara implisit menghimbau agar saya (Imam Semar) ikut bergabung.
Juga link yang rujuk pada email ini, tidak untuk membuktikan bahwa Imkanur Rukyah methode yang sahih, melainkan usulan untuk membengkokkan methode hisab, agar bisa berpuasa/berlebaran bersama-sama antara kubu rukyat dan hisab. Dengan adanya kebersamaan maka mayoritas akan tercapai.
Sekali lagi saya katakan bahwa argumen bahwa mayoritas adalah yang benar adalah suatu logical fallacy (sesat pikir) yang sering digunakan orang. Paham mayoritas tidak membuktikan bahwa paham itu yang benar. Nabi Ibrahim hidup diantara (mayoritas) penyembah berhala, bukan? Yang saya tidak inginkan adalah ikut berjamaah di dalam bid’ah.
KUBU IMKANUR RUKYAH DI OSLO TANPA RAMADHAN 1432H

Saya akan tunjukkan bagaimana cara yang lebih ilmiah dan diakui masyarakat ilmiah dalam menetapkan methode/kriteria yang sahih. Namanya “proof by exhaustion”, methode penyingkiran alternatif lain. Dan yang akan saya singkirkan adalah validitas (kesahihan) kriteria Imkanur Rukyah dan methode rukyat. Dalam kasus, dengan menunjukkan 1 (satu) kasus saja yang membuat Imkanur Rukyah tidak berlaku/gagal, maka kriteria Imkanur Rukyah menjadi tidak sahih. Dan otomatis, kriteria wujudul hilal dan/atau lainnya (selain rukyat dan Imkanur Rukyah) tetap berlaku sampai dibuktikan gagal.
Methode pengamatan hilal (rukyat) atau turunannya, mempunyai kelemahan. Penampakan bulan tidak mempunyai ritme yang tetap setiap tahunnya. Bulan tidak selalu muncul setiap harinya pada saat yang sama relatif terhadap matahari. Dan juga tidak selalu tenggelam pada waktu yang sama terhadap posisi matahari. Demikian juga benda-benda langit lainnya. Apalagi di wilayah di dekat kutub (utara dan selatan). Pada musim panas, siang hari menjadi lebih panjang. Dan sebaliknya pada musim dingin.
Pada musim panas, ada masa-masa dimana hilal tidak muncul sama sekali diwilayah ini. Hilal terbenam sebelum magrib. Bulan muncul (sesudah magrib) setelah wujudnya sudah 25% atau 50% atau bahkan mendekati purnama, tergantung bagaimana cara rukyatnya. Dalam kondisi seperti ini methode dengan kriteria rukyat dan Imkanur Rukyah gagal.
Contohnya adalah kasus Ramadhan tahun 2011 M atau 1432 H lalu di Oslo, ibukota negara nenek moyang Alice Norin.
  1. Hilal terbentuk pada tanggal 30-Jul-11 jam 20:40 waktu setempat (atau pukul 04:40 WIB tanggal 31 Juli di Indonesia). Tetapi hilal tidak pernah muncul di horizon, karena bulan terbenam 45 menit sebelum magrib.
Catatan: di Indonesia karena hilal terbentuk bertepatan dengan tanggal 31 Juli 2011 hilal jam 04:40 dan ketika magrib pada tanggal tersebut sudah di atas 6º (atau berapapun) maka tanggal 1 Ramadhan 1432 H dimulai pada saat magrib 31 Juli 2011 dan puasa dimulai tanggal 1 Agustus 2011. Baik kubu hisab dan kubu rukyat punya waktu puasa yang bersamaan.

Peta visibility hilal tgl 1 Agustus 2011. Di Oslo hilal belum nampak (lha hilal sudah terbenam sebelum magrib kok). Padahal di Indonesia sudah Puasa (1 Ramadhan 1433H).
  1. Bulan masih tenggelam sebelum magrib sampai tanggal 2-Agustus-11. Jadi belum bisa memenuhi kriteria rukyat atau  Imkanur Rukyah. Mau 2º atau apapun tidak bisa, lha sudah di bawah horizon ketika magrib, bagaimana bisa dilihat? Jadi secara rukyat atau Imkanur Rukyah, Oslo belum memasuki 1 Ramadhan, belum boleh puasa!
  1. Tanggal 5 Agustus 2011, lima (5) hari sesudah Indonsia berpuasa, pada hari ini posisi bulan tertinggi mencapai 3º dimana menurut kriteria Imkanur Rukyah baru bisa dilihat. Sayangnya bulan sudah hampir ½ penuh. Bukan hilal lagi namanya, tetapi qamar. Jadi menurut kubu rukyat dan Imkanur Rukyah bahwa tahun 2011 M atau tahun 1432 H, tidak ada bulan Ramadhan di Oslo dan umat Islam di Oslo serta di wilayah sekitarnya tidak perlu puasa! Alasannya tidak ada hilal, yang ada qamar. Horeeeeee!!!! Alfred Almendingen, Alice Norin, Hasan Tiro, dan kaum muslimin disana bersorak, karena tidak usah berpuasa.
  1. Kalau ada yang mau pakai kriteria 6º (entah rukyat macam apa), maka yang dilihat adalah bulan menjelang purnama alias badar kamil.
Bagaimana lebarannya di Oslo? Itu tidak usah dipikirkan. Lha, Ramadhannya tidak ada, bagaimana dengan akhir Ramadhan? Kalau mau dipaksakan, dengan rukyat akan semakin membingungkan.
Tabel berikut ini bisa lebih menjelaskan lebih detail.

KUBU IMKANUR RUKYAH DI OSLO TANPA RAMADHAN 1433H
Bagaimana dengan tahun 2012 M ini? Apakah Oslo juga tidak ada Ramadhan versi kubu Imkanur Rukyah? Jawabnya ada di table berikut ini.
Poin-poin pentingnya:
  1. Hilal terbentuk pada tanggal 19 Juli 2012 jam 06:25 waktu setempat (Oslo). Magrib dimulai jam 22:16. Bulan terbenam 39 menit sebelum magrib. Jadi tidak akan nampak.
  1. Bulan tenggelam sesudah magrib terjadi pada tanggal 22 Juli, tetapi ketinggian hanya 1.5º. Terlalu rendah untuk bisa dilihat.
  1. Dan tanggal 23 Juli  ketika magrib, bulan pada ketinggian 3.2º. Bisa dilihat (dengan alat barangkali) menurut kriteria imkanur rukyah pak T. Djamaluddin. Hilalnya sudah gemuk, mendekati ¼ penuh. Umat Islam di Indonesia sudah puasa 2 – 3 hari, tergantung dari kubu yang dianut. Sayangnya bulan yang muncul bukan hilal, tetapi hilal gemuk. Jadi tahun 2012, warga imkanur rukyah Oslo dan sekitarnya tidak perlu puasa, karena tidak ada Ramadhan. Horeeee!!!!
  1. Pada tanggal 26 Juli 2012, ketinggian bulan mencapai 6º. Pasti bisa dilihat dengan mata telanjang karena sudah sebesar raksasa, maksudnya..... sudah lebih dari separo dari purnama.
Kubu Imkanur Rukyah Di Oslo Tanpa Ramadhan 1433H


CATATAN AKHIR
Banyak orang menjadi pengikut mayoritas, mereka melakukan sesuatu karena mayoritas melakukannya. Kebenaran ditentukan oleh mayoritas. Ini adalah sesat pikir – logical fallacy.
Banyak orang terintimidasi dengan gelar akademis. Orang dengan gelar akademis banyak dan tinggi, seperti professor, doktor, dan nama besar dianggap sebagai narasumber yang selalu benar. Ini juga suatu locigal fallacy, sesat pikir.
Kami di EOWI tidak akan terintimidasi dengan nama besar dan gelar. Kami juga tidak merasa kecil dan terintimidasi jika berada pada posisi minoritas kecil. Kebenaran tidak ditentukan oleh jumlah penganut atau nama besar atau gelar.
Telah dibuktikan validitas imkanur rukyat dan otomatis methode rukyat serta derivatifnya gagal dalam menentukan 1 Ramadhan (otomatis 1 Syawal), di Oslo dan wilayah sekitarnya untuk tahun 2011 dan 2012. Dan ini berlaku umum selama musim panas di wilayah tersebut. Oleh sebab itu, methode rukyat dan derivatnya adalah methode yang gagal. Jika untuk wilayah ini diberlakukan pengecualian, maka menurut prinsip Oxam Razor, methode ini lebih inferior dari methode wujudul hilal.
Kalau kubu rukyat dan derivatnya masih mau ngotot memaksakan methodenya, mungkin mereka harus merubah rukun Islam di Norway, Swedia, Western Shetlad, Iceland, menjadi 4 saja. Yakni syahadat, sholat, zakat dan haji. Puasa sekali-sekali kalau ketemu Ramadhan. (Ha ha ha ha ha ha ha...). Ooo.... kalau tahun ini tidak mau puasa...., ngungsi aja ke rumah kakeknya Alice Norin. Disana nggak ada Ramadhan (versi rukyat) kok. Asyiik ‘kan?
Kalau kubu rukyat tidak sahih, jadi apakah Muhammadiyah yang benar?
Tidak juga. Ada satu dalil yang digunakan oleh Muhammadiyah yaitu prinsip kesatuan wilayatul hukmi yang sifatnya bidah. Prinsip ini mengatakan bahwa jika ada daerah dari suatu negara (wilayah hukum) sudah masuk tanggal 1 (Ramadhan/Syawal) secara wujudul hilal maka tanggal 1 (Ramadhan/Syawal; mulai puasa/hari raya) berlaku untuk semua daerah di negara itu, walaupun ada sebagian daerah dimana hilal belum wujud pada saat magrib. Hal ini pernah dibahas EOWI di link ini: http://ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com/2007/09/lebaran-ganda-ditinjau-dari-sudut.html). Lebaran tahun 2007 versi EOWI ditetapkan bawha 1 Syawwal 1428 H, jatuh pada tanggal 12 Oktober 2007 untuk wilayah Indonesia bagian Barat-Utara dan tanggal 13 Oktober 2007 untuk wilayah Indonesia bagian Timur-Selatan. (Catatan: Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1428 tanggal 12 Oktober untuk seluruh wilayah Indonesia). Bayangkan untuk negara seperti Amerika Serikat yang mempunyai wilayah di Pasifik (Hawaii), Alaska dan Mainland, apakah mau disamakan 1 Ramadhannya atau Lebarannya? Begitu juga Inggris dengan wilayahnya di pulau Falkland? Untuk jamnya saja mereka punya beberapa zone waktu. Kenapa Lebaran harus sama?
Tadi di awal tulisan ini disebutkan bahwa Dalil-3 (hadith-hadith nabi yang bertemakan penentuan awal/akhir Ramadhan) adalah sifatnya kondisional dan relatif, maksudnya methode adalah satu-satunya methode yang dimiliki umat Islam di sekitar Madinah-Mekkah di masa itu. Dan yang bisa baca-tulis saja katanya masih sedikit, apa lagi yang menguasai ilmu falak.
EOWI yakin, di luar sana banyak orang yang menganut prinsip wa anna awwalu muslimin, saya tidak perlu menunggu orang lain untuk berserah diri mengikuti yang benar ditengah-tengah mayoritas dengan herd mentality (bermental seperti ternak). Oleh sebab itu, jika anda menyebarkan tulisan ini anda ikut andil membantu mereka menuju jalan yang benar.
Sebagai penganut prinsip wa anna awwalu muslimin, EOWI terbuka terhadap kritik, sekiranya EOWI salah,..... kami mangucapkan terimakasih atas membetulannya semoga Allah memberi balasan yang banyak.
Saya saat ini berada di hutan di selatan Sorong Papua, kira-kira 2 jam dengan helikopter. Puasa disini akan dimulai tanggal 20 Juli 2012 berdasarkan perhitungan EOWI. Sedangkan jika tidak ada halangan, pada saat lebaran saya akan ada di Jakarta. Diharapkan 1 Syawal 1433 H untuk Jakarta akan jatuh tanggal 19 Agustus 2012.
Di saat ada beberapa kubu yang bersebrangan, EOWI menganjurkan agar anda melakukan riset/perhitungan sendiri, karena tanggung jawab dihadapan Tuhan tetap pada individu masing, dan tidak bisa dipindah tangankan ke pemerintah atau al-Irsyad atau Persis, atau Muhammadiyah atau prof. T. Djamaluddin. Anda bisa mendown load secara gratis software-software perhitungan astronomi di internet.
Sebelum mengakhiri tulisan ini saya akan kutipkan sebuah ayat dari Quran dan sebuah pernyataan dari teman saya ketika tulisan ini saya sodorkan kepadanya:
[Q 17:71] (Ingatlah) suatu hari Kami panggil tiap umat dengan imamnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

[Q 17:72] Dan barangsiapa yang buta di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). 
Dalam usaha mengelak untuk berpikir, komentar teman yang saya sodori tulisan ini: “Kalau para ahli saja masih mungkin keliru.... siapa pula awak niih
Untuk pertanyaan “Siapa pula awak niih?”, jika dikaitkan dengan ayat Q 17:71-72, pasti pembaca sudah tahu jawabannya, yaitu: “Orang yang tersesat.” Tidak ada jawaban lainnya.
Selamat berpuasa, Ramadhan Mubarak!
Hutan Bintuni, 13 Juli 2012.
 
Judul Asli :

OSLO TANPA RAMADHAN MUSIM PANAS: MERUNTUHKAN KUBU RUKYAT 

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

disunting dari sumber